Tuesday 16 February 2016

LEBIH DARI KEPERGIANKU

AKU TAKUT..
Aku takut kegelapan..
Bukan karena takut dengan hantu..
Bukan itu..
AKU TAKUT..
Aku takut kegelapan..
Sekalipun kedua mata hanya terpejam sedetik saja..
.
AKU BERANI..
Aku berani mencoba untuk memejamkannya..
Tetapi..
Selalu ada kata tetapi..
Iya.. tetapi aku TAKUT..
Aku takut jika tidak bisa membuka kelopak mataku kembali..
Untuk selamanya..

***

Apa yang lebih menakutkan daripada kegelapan, hantu bahkan kepergian seseorang untuk selamanya? KEHILANGAN IMAN. Rasa IMAN seorang mukmin yang meyakini adanya Allah SWT, malaikat, kitab Al-Qur'an, Rosulullah, hari kiamat dan takdir. Karena seperti kacang kulit yang tidak berisi jika meninggalkan IMAN.

Tetapi..
Ada suatu hal yang sangat aku takuti dibawah IMAN..
Iya tepat dibawah IMAN,  tetapi bukan kepergianku yang masih berlumur dosa, bukan itu!
Kau mau tahu itu apa?
.
.
.
.
.
.
.
Kepergian Orang tuaku yang mendahului diriku

Terserah kau mau berpendapat apa tentangku, 
.
Ada yang bertanya kepadaku.. "Mengapa bukan tentang, tidak bisa berkumpulnya kamu dan keluargamu di surga yang kamu takutkan, Em? bukankah setiap manusia juga akan kembali ke sisi Allah?"
dan aku jawab .."Tidak ada yang salah dari pendapatmu, tetapi memang apa yang salah dari pemikiranku ini?"
.
Apa kau berpikir aku tidak takut kembali ke sisi Allah? aku diciptakan oleh Allah karena sebuah alasan. Tidak ada ketentuan Allah yang tidak baik bagi ummat-Nya.
Dan..
Kau berbicara tentang surga.
Siapa yang tidak mau menetap abadi di surga? 1,5 jam di surga saja seperti 60 tahun di bumi.
Betapa pendeknya waktu seseorang di bumi, 60 tahun saja belum tentu sampai.

Kembali lagi..
Aku sangat takut kehilangan orang tuaku jika mendahului diriku.. 
Tidak perlu kau bertanya mengapa,
karena jika kau bertanya itu sangat memalukan
Bukan aku yang malu untuk menjawab..
tapi kau sendiri yang harus malu dengan pertanyaanmu itu
Aku siap menggantikan,
Bahkan aku siap melewati,
Kesiapanku ada sejak "saat" itu..
Aku tidak mau terulang kembali saat itu..
saat yang mencengkam seluruh badan, tenggorokanku dan membekukan aliran darahku..
-HEF-
 
***

       Waktu shubuh terpanjang yang pernah aku alami, rasa dag dig dug tanpa tahu mengapa terus merasuki jantungku. Seakan kemarin aku masih duduk di bangku taman kanak-kanak. Aku masih sering bermain dengan Bapak mengendarai sepada ontel berwarna merah. Aku duduk di depan sambil memegang setir, seakan ingin mengendalikan arah kemana kami akan pergi. Iya aku duduk di depan, seperti keranjang yang bisa aku duduki sedangkan bapak tepat di belakangku.

Bangun Emma.. bangun..!!!
     
       Ternyata memang hanya dekapan mimpi di waktu shubuh. Sholat sudah, berdo'a sudah, tetapi mengapa rasa dag dig dug masih saja ada??? Harap-harap cemas, sorot mataku terus melototi detak jarum jam dinding di ruang tengah. Ruang tengah sebagai ruang makan sekaligus tempat bercerita suka duka bersama bapak. Aku berusaha tenang, aku tenangkan diriku dengan duduk di kursi sambil meminum seteguk air putih.

Heemmm..

     Aku malah teringat apa yang disampaikan bapak tentang pesan dokter. Waktu sudah menunjukan pukul 05.00 WIB, dan..
Akhirnya bapak pulang, Allah masih ingin bapak berada didekatku..
Tak kuasa aku meneruskan bayangan kelam yang ada di pikiranku. Detak jantungku yang dag dig dug seakan berjalan normal kembali..

Bisakah ibu melihat putrimu sekarang? putrimu yang tumbuh dewasa namun masih begitu manja

***
 
My parents is my everything
My parents is My reason for enduring life
I am meaningless without them
-HEF- 

Allah menciptakanku karena sebuah alasan
Lebih dari kepergianku

2 comments: