Wednesday 17 February 2016

JADI IBU RUMAH TANGGA#Part 1 MEMILIH TA'ARUF

SERIUS JADI IBU RUMAH TANGGA???

    Pertanyaan yang menurutku "aneh" dilontarkan oleh kedua temanku, si Ici dan Ica. Mereka berdua serentak mengucapkannya seperti paduan suara. Eits.. tetapi bukan untukku, melainkan untuk seorang teman perempuan yang duduk di sebelahku. Masih duduk di bangku SMA kelas dua, si dia sudah memiliki "ide gila" untuk menikah muda setelah lulus se-ko-lah. 
    
    Sebut saja namanya Tulip, karena nama Mawar sudah mainstream. Dia belum memiliki pacar apalagi calon suami, tetapi sudah sejauh itu pemikirannya. Dalam benakku, seharusnya lulus sekolah, iya mencari pekerjaan atau melanjutkan kuliah. Tidak masalah ingin menikah muda, tetapi seharusnya top point yang dibahas itu ujian sekolah dulu.

    Aku kira hanya orang-orang desa saja yang berpikiran untuk menikah di usia yang belum genap 20 tahun. Seperti di desaku, tepatnya kampung halaman kedua orang tuaku. Bagi mbah putriku, usiaku yang masih belum de-la-pan-be-las tahun sudah waktunya mencari pasangan hidup. Bukan karena aku yang masih betah berstatus jomblo sejak lahir, tetapi usia "segitu", menurut mbah putri sudah "matang" untuk membangun rumah tangga. Mengapa tidak sekalian saja membangun jembatan di sungai desa supaya lebih mudah menyeberanginya. Kata "mencari" ibarat petualangan berburu hartu karun saja.

AKU SERIUS, MALAH DUA RIUS, GIRL..

   Jawaban dari si Tulip membuatku tidak bisa tidur. Kesurupan apa dia sampai ingin jadi ibu rumah tangga. Sekalian saja belajar dulu jadi pekerja rumah tangga yang disiplin dan profesional. Karena setahuku saat aku pergi ke rumahnya, dia tidak pernah membantu ibunya membersihkan rumah, memasak apalagi mencuci piring. Pakaian kotor saja sudah di serahkan kepada jasa laundry, berangkat pulang sekolah saja masih diantar jemput ayah tersayang. 
   
    Dan yang parahnya, kalau didekati cowok saja dia seakan menghindar. Padahal si cowok bukan seram atau bau badan, katanya " dia bukan tipeku" Menemukan cowok yang sesuai tipenya saja susah, oh.. maka dari itu mbah putriku memakai istilah "mencari pasangan hidup" mungkin karena aku 11:12 sama si Tulip, susah menemukan cowok yang sesuai selera. Karena seleraku tidak dijual bebas#ops

Dan karena si Tulip aku jadi insomnia..

INSOMNIA..
Susah tidurku bukan karena kopi..
Kali ini ada yang lebih parah dari kopi..
Kau mau tahu itu apa..
Dua kata..
Menikah Muda..
Ditambah lagi dengan saudaranya..
Ibu-Rumah-Tangga..

Dua kalimat dengan rapor merah..
Karena sudah jelas bagiku parah..
Benar-benar..
Aku pasti berada di alam bawah sadar..
Menikah sana dengan cowok mapan..
Atau dengan Pak uztad sekalian..
Belum genap dua puluh datang..
Tidak ada tragedi kebobolan gawang..
Serius amat kau teman..

***
MAU MENIKAH SAMA SIAPA KAMU???

    Pertanyaan ini sekaligus jurus ampuh untuk mengagalkan "impian semu" si Tulip. Dengan santainya dia menjawab " aku pakai cara ta'aruf kok" Ta'aruf atau perkenalan, lebih rincinya cara islami tanpa adanya pacaran dahulu. Kau mau tahu bagaimana responku dan kedua temanku lainnya, si Ici dan Ica. 

HAHA.. NGGAK LUCU BECANDA LOE..LOE..

   Dan dengan santai bagaikan di pantai dia hanya menjawab tawa kami dengan tiga pertanyaan balik "Kaget? Tidak Percaya? atau penasaran?" Seperti permainan bulutangkis saja, lempar sini, lempar sana, hanya saling berlempar pertanyaan. Pertanyaan yang entah harus tahu jawabannya atau tidak. Seketika lemparan pertanyaan balik si Tulip membuat kami bertiga diam sejuta bahasa, iya lebih dari seribu bahasa.

MEMANG BAGAIMANA CARANYA???

   Aku segera men-chat si Tulip melalui Whatss App. Aku bertanya seakan tidak ingin insomnia lagi. Dia lama sekali me-read, sudah di read tetapi belum dibalas. Aku menunggu lima menit, sepuluh, hingga tiga puluh menit berlalu dan aku tertidur.. meninggalkan insomnia.

Aku bukan ahli surga
Kalimat pembenaran saja
Tetapi memang itu nyata
Aku bukan keturunan uztad apalagi ulama
Hanya pernah pondok ramadhan saja
Tetapi satu kata membuatku penasaran
Satu kata yang geli jika dibayangkan
Satu kata asing membuatku tertawa
Tertawa bukan lucu tetapi gagal paham
Sebut saja "perkenalan dengan pasangan"
Dalam bahasa arab ta'aruf
Apa iya bisa..
-HEF-

***
Terimakasih sudah berkenan membaca cerita Emma ya, lebih tepatnya nama pena saya Hamasah Emma atau panggil saja si HEF. 
Cerita ini akan berlanjut sampai ujungnya tentang "JADI IBU RUMAH TANGGA" Semoga Hef masih diberi kesempatan oleh Allah untuk melanjutkan cerita ini. 
Jadi apa kamu juga memilih ta'aruf?  
Mau bantu jawab pertanyaanku, bagaimana caranya menikah melalui ta'aruf
Kalau jawaban saya ada di tulisan Aku Menikahimu Karena Allah SWT Mau

Silakan memberikan komentar ya..
Syukron.. 



No comments:

Post a Comment