Tuesday 27 October 2015

Kisah Inspirasi "Lampu ini Penerang Hidupku dan Penyempurnaku"

Assalamu'alaikum guys..
Kali ini Emma akan menceritakan kisah nyata dari seseorang yang bukan dari kalangan motivator ternama maupun orang sukses yang terkenal di masyarakat. 
Tetapi beliau sangat menginspirasi Emma untuk tetap semangat menjalani kehidupan segetir dan sepahit apapun hidup yang harus dijalani.
 Simak ya guys..

Lampu ini Penerang Hidupku dan Penyempurnaku

      Beliau adalah Pak Suparto, usia beliau sekitar lima puluh tahun yang tinggal di suatu desa di Kota Jember. Emma kenal beliau beberapa hari yang lalu di suatu jalan yang ada di Surabaya. Di malam hari sekitar jam sembilan, kami duduk santai di pinggir jalan. Kami mengobrol sambil sesekali Pak Suparto mengemas barang dagangannya. Ini kedua kalinya Allah SWT mempertemukan kami berdua. Pasti ada hikmah dari pertemuan malam itu.
Memang apa yang dijual Pak Suparto?
Mengapa berjualan di Surabaya?
Apa yang dimaksud dengan lampu ini penerang hidupku dan penyempurna keterbatasanku?

Aku tidak berbeda dengan yang lain hanya saja istimewa..
      Pak Suparto tidak berbeda dengan bapak-bapak di dunia ini hanya saja dia memiliki keistimewaan yang tidak semua orang memilikinya. Seorang bapak yang memiliki tugas utama dalam keluarga yaitu mencari nafkah. Pak Suparto seorang entrepreneur alias wirausahawan. 

      Apa yang menarik dari Pak Suparto? yang membuat Pak Suparto istimewa yaitu beliau dianugrahi fisik kaki yang tidak sama dengan orang pada umumnya. Kaki beliau sebelah kiri tidak bisa berjalan normal. Pak Suparto harus membawa tongkat untuk menyanggah kaki kirinya tetapi kedua kakinya masih bisa menggunakan sandal jepit meskipun kesusahan. Dengan berjalan menyusuri jalanan yang ada di Surabaya untuk mencari nafkah melawan terik matahari dan dinginnya malam tanpa jaket maupun topi. Sejak dilahirkan beliau sudah memiliki keistimewaan tersebut.
       


     Gambar diatas merupakan hasil karya Pak Suparto dan teman-temannya yang juga memiliki keistimewaan. Mereka adalah para wirausahawan dalam bidang kerajinan tangan atau handmade berupa lampu unik. Mengapa lampu itu dikatakan unik? karena itu adalah lampu alternatif untuk menggantikan sementara lampu utama yang kita gunakan di rumah jika mengalami mati lampu. Kita bisa menggunakan lampu unik buatan Pak Suparto agar tetap terang di malam hari. 
       Lampu unik itu menggunakan bahan bakar minyak goreng dan bisa juga dengan sisa minyak goreng yang sudah digunakan. Jadi, limbah minyak goreng bisa dimanfaatkan dengan baik. Cara menggunakannya sangat mudah. Yang pertama, buka bagian bawah lampu,lalu masukan minyak goreng atau sisa minyak goreng secukupnya dan tutup kembali. Kemudian nyalakan sumbu yang ada di tengah lampu dengan korek api. Done! lampu menyala. 

Lampu itu penerang hidupku.. seperti anak-anakku sebagai pelita hidupku..
      Lampu unik itu bukan hanya sekadar kerajinan tangan bagi Pak Suparto tetapi menjadi penerang hidupnya. Pekerjaan Pak Suparto itu adalah pekerjaan utama. Istrinya hanya sebagai pembantu rumah tangga di desanya. 
      Pak Suparto adalah bapak dari tiga orang anak. Beliau sangat mencintai ketiga anaknya melebihi apapun yang ada di dunia ini. Bagi beliau anak adalah anugrah dari Allah yang harus dijaga karena mereka pembawa keberkahan hidup. Seperti lampu unik itu, ketiga anak Pak Suparto memang sangat unik. Karena mereka terus menguji iman Pak Suparto agar selalu mengedepankan Allah SWT.
     Putra pertamanya yang memiliki banyak tato di tangan kanan-kirinya itu sudah menikah tetapi belum memiliki anak. Putranya itu tidak memiliki pekerjaan tetap. Pekerjaannya setiap hari hanya duduk santai di warung kopi sedangkan istrinya yang bekerja sebagai buruh cuci. Putra pertama Pak Suparto jika ada tawaran menjadi penjaga parkir motor biasanya dia terima. Hanya itu saja yang dilakukan.Miris..

"Dia nggak pernah minta uang ke saya, tetapi dia juga nggak pernah ngasih saya. Tapi saya gapapa mbak yang penting dia sehat. Kalau ada uang ya saya kasih mbak.."
 
     Sedangkan putra keduanya baru saja putus sekolah dari SMU kelas dua karena tidak mampu untuk membayar biaya sekolah lagi. Bukan SMU negeri melainkan swasta karena putranya tidak diterima di SMU negeri. Kini putra beliau kegiatannya hanya di rumah saja tanpa kejelasan. Dia tidak membantu Pak Suparto bekerja tetapi malah selalu meminta uang jajan.

"Iya di rumah aja mbak nggak ngapa-ngapain. Saya juga nggak tega marahin. Uda cari kerja, tapi disana ya kerja apa mbak. Sawah nggak punya, rumah ya masih kontrak mbak.."
 
       Bagaimana dengan anak yang ketiga? anak ketiga seorang putri yang cantik. Dia masih duduk di kelas dua SMP. Tetapi kini dia harus menanggung beban yang berat di usianya yang baru empat belas tahun. Dia mengalami ujian dengan dikaruniai calon bayi yang ada di dalam kandungannya. Bagaimana bisa? dia sudah dijebak dan dinodai oleh lelaki calon penghuni neraka jahanam. Tetangga Pak Suparto adalah dalang dibalik perenggutan harga diri putrinya. Jadi kini anak terakhirnya tidak melanjutkan sekolah lagi karena malu.

"Iya saya bilang ke putri saya supaya sabar..ingat Allah..sholat jangan ditinggalkan, ntar sapa yang ngrawat anakmu kalau bukan kamu, gitu mbak.."

Kami tidak kaya harta...tapi jangan merendahkan kami..

       Pak Suparto sudah melaporkan tragedi putrinya kepada polisi setempat. Tetapi pihak kepolisian Jember hanya membawa tragedi ini pada secarik kertas laporan berita kejadian saja. Amazing.., Inilah Negeriku..Inilah Polisi Kami..Katanya Menganyomi Masyarakat..
      Karena tidak ada uang, UANG. Tidak ada uang untuk melancarkan laporan Pak Suparto ke Pengadilan. Dan akhirnya tersangka tersebut tidak bisa dijebloskan ke penjara. 

"Biar Allah yang membalasnya mbak.." kata Pak Suparto menjawab keherananku tentang sikap polisi.
dan aku hanya bisa menahan air mata ini agar tidak jatuh di pipi.

   Bagaimana guys menurutmu? maaf kalau ada yang tidak berkenan saat Emma membahas sikap polisi tersebut ya. Dalam Surat An-nahl ayat 90 mengatakan bahwa "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk berlaku adil dan melakukan kebajikan.."


 Rezeki sudah ada yang mengatur..seperti jalan hidupku..

     "Sehari dapat berapa Pak penghasilannya?", tanyaku penasaran.
     "Nggak mesti mbak, kan ini sekarung bawa empat puluh buah. Bisa habis tiga sampai empat hari", jawabnya pelan sambil berlomba dengan suara bising motor yang lalu lalang.
Malam semakin membawa udara dingin pada kami. Motor dan mobil yang lewat hanya mampir lewat saja tanpa berhenti untuk membeli lampu unik buatan Pak Suparto.

      Iya.. rezeki memang sudah ada yang mengatur dan sudah tugas hamba Allah SWT untuk menjemput rezeki itu tanpa bermalas-malasan. Seperti halnya Pak Suparto. Beliau tidak akan kembali ke Jember sebelum semua barang dagangannya terjual habis. Untuk satu buah lampu dihargai lima belas ribu rupiah. Jadi jika habis semua uang senilai enam ratus ribu rupiah bisa diperoleh.
"Sisa berapa pak sekarang?"..
"Masih sepuluhan mbak.."..
Kemudian..

Aku terus bertanya kepada Pak Suparto layaknya seorang wartawan. Bagaimana aku tidak terus bertanya kepada beliau, banyak sekali ujian dalam hidupnya dan beliau ikhlas menjalaninya.

Ini beberapa jawaban Pak Suparto..
" Uangnya sebagian buat modal selanjutnya, nyicil kontrakan setahun tujuh ratus ribu. Kadang ya telat bayarnya. Sama buat hidup sama ongkos transpot mbak",
"Biasanya naik bus tapi sering kecopetan. Waktu bangun tidur, uang di badan uda lenyap",
"Dulu punya HP mbak, tapi dijual buat kebutuhan"
"Kalau pulang nggak bawa uang karena kecopetan, ya sudah mbak mau gimana lagi. Hutang ke temen dulu nanti diganti"
"Uda disembunyiin tetap saja copetnya pinter mbak. Copetnya banyak preman.."
"Makan seadanya mbak,istri yang bantu-bantu buat nyukupi mbak.."





Dimana saja berada, selalu ingat sama Sang Pencipta..

     "Bapak tinggal dimana kalau di Surabaya?"
     "Iya biasanya nginep di masjid, mushola. Tapi yang di kampung. Kalau di perumahan kayak disini nggak boleh mbak sama satpamnya.."
    "Tidur di mushola?",tanyaku lagi.
    "Iya mbak, enak tidur di rumah Allah", jawabnya sambil memandangi jalanan yang lalu lalang kendaraan lewat.

       Pak Suparto tidak pernah meninggalkan sholat dalam kondisi apapun. Biasanya beliau menginap di mushola untuk sekadar terlelap dalam malam dan mandi saat Shubuh. Setelah itu beliau bekerja kembali mencari nafkah menyusuri jalanan dengan tongkat di tangan kirinya dan tangan kanan membawa tas karung cukup besar berisikan lampu-lampu buatannya. 

       Beliau juga selalu mengingatkan ketiga anak dan istrinya untuk selalu menjalankan sholat. Bersyukur dengan keadaan apapun dan bersikap baik. Tetapi tidak semua anaknya mengikuti sarannya. Anak yang terakhir cukup patuh untuk dinasehati, tetapi berbeda dengan kedua putranya. 

"Sabar pak ya, hidup di dunia cuma bentar kok pak. Kaya di dunia belum tentu kaya di akhirat",

Beliau menjawab..
"Iya mbak, dijalani semampu saya, selama masih hidup dijalani.."
"Semangat Pak Parto. Saya malah cuma sama bapak dan adik pak".. bla..bla..bla..aku meneruskan ceritaku sampai..

waktu menunjukkan hampir pukul sepuluh malam. Selama kami mengobrol baru satu orang yang membeli lampu unik itu. Seorang bapak membeli satu buah lampu. Ada ibu-ibu yang lewat hanya melihat kami lalu terus berjalan.


Lampu ini penyempurnaku..


    Lampu itu bukan sekadar lampu unik tapi juga saksi pengorbanan Pak Suparto demi keluarganya. Demi dapur tetap ngebul, demi senyum anak-anaknya. Saat orang lain mengasihinya karena kekurangannya, justru sebaliknya beliau bersyukur dengan kondisinya. Karena keistimewaan yang diberikan Allah SWT kepadanya, dia bisa terus beribadah mendekatkan diri pada Allah SWT.

    
When you try your best, but you don't succeed..
When you get what you want, but not what you need..
When you feel so tired, but you can't sleep..
Stuck in reverse..

Light will guide you homeAnd ignite your bonesAnd I will try to fix you
Seperti lirik lagu diatas..Saat kita mengalami kegagalan dalam hidup kita harus tetap KEEP FIGHT..BE BEST FIGHTER..Saat kita lelah dengan semua yang sudah kita upayakan, don't give up.. Allah SWT here with you..
Iam in charge of how I feel and TODAY Iam choosing HAPPINESS..

Wassalamu'alaikum..Keep Writing, Always Inspiring# 30DWC

2 comments: