Saturday 24 October 2015

Bertemu (Bukan) untuk Berpisah

Assalamua'alaikum..
Ogenki desuka?, apa kabar guys..
Kali ini Emma share tentang "Bertemu (Bukan) untuk Berpisah"..
Simak yaa..

    Setiap pertemuan pasti ada perpisahan, kalimat itu sudah famous yaa..., mengapa seseorang datang di kehidupan kita kemudian pergi?, entah pergi untuk sesaat kemudian kembali lagi ataupun untuk selamanya. Awal pertemuan yang mengesankan dan mungkin perpisahan yang menyedihkan. Atau ada pertemuan yang pahit dan berpisah dengan kelegaan. When there's begin, there's end...
    
     Hal itu terjadi juga pada diriku sendiri. Ada beberapa orang baru yang dulu datang di kehidupanku kemudian dia pergi dan tak ada kabar, ada juga yang kembali lagi di kehidupanku. Kepergian mereka ada yang karena diriku sendiri memilih ataupun karena dia yang memilih pergi bahkan ada yang memang sudah saatnya untuk pergi. 

Pertemuan itu...
     Pertemuan dengan orang lain terjadi karena adanya gerakan hati untuk melangkah di lingkungan yang diinginkan maupun dibutuhkan. Misal karena kebutuhan, aku harus meningkatkan pemahamanku tentang agama islam maka aku mengikuti kajian-kajian islam. Disana aku bertemu dengan teman-teman baru yang sama-sama haus akan siraman rohani. Diantara mereka ada yang sama sepertiku, masih harus banyak belajar. Ada juga yang sudah expert pemahamannya tentang islam. Beragam karakter orang datang dalam kehidupanku. Misalkan juga karena keinginan, aku ingin belajar menulis, siapa tahu jadi penulis best seller maka aku mencari informasi tentang acara-acara yang berhubungan dengan menulis. Seperti saat datang di CangkrukSatnite bareng mas Rezky Firmansyah (more info www.rezkyfirmansyah.com). Aku bertemu dengan teman-teman baru begitu juga teman lama yang memiliki ketertarikan yang sama. 
   
 "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kalian  berada bersama orang-orang shadiqin."(Q.S. At Taubah: 119)
      Memilih lingkungan yang positif dan kondusif itu penting seperti pada surat At-Taubah(119). Lingkungan dimana kita bisa mengembangkan diri menjadi lebih baik dan berkontribusi untuk kemajuan diri sendiri serta lingkungan. Bukan lingkungan yang hanya memberikan kerugian atau mudharat. Berteman dengan mereka yang berakhlak baik agar hubungan yang terjadi membawa keberkahan dalam hidup.

“Dan berpegang teguhlah kamu sekalian dengan tali Allah dan janganlah kamu sekalian berpecah belah, dan ingatlah nikmat Allah atas kamu semua ketika kamu bermusuh-musuhan maka Dia (Allah) menjinakkan antara hati-hati kamu  maka kamu menjadi bersaudara.” (QS. Ali Imran [3]: 103)
      
     Ayat diatas menjelaskan tentang kewajiban umat muslim untuk menjalin ukhuwah islamiyah. Ukhuwah islamiyah adalah keterikatan hati dan jiwa satu sama lain dengan ikatan aqidah. Sebagai umat muslim kita diwajibkan untuk menjalin persaudaraan sesama umat manusia dan juga sesama umat muslim.

    Waktu yang terbaik dalam masa pertemuan yaitu, saat saling mendukung, saling memperbaiki diri dan saling mengajarkan. Masa pertemuan yang bertemakan pertemanan, persahabatan, persaudaraan, kekeluargaan, suami-istri, kerabat, teamwork, dan lainnya. Masa-masa itu pasti ada rasa manis, asam bahkan pahit. Tidak jarang diliputi dengan perselisihan, perdebatan, perbedaan, permusuhan bahkan persaingan. Hal yang masih membuat bertahan biasanya karena satu visi, persamaan sifat, persamaan hobby dan juga ada faktor lain yang paling utama yaitu atas dasar cinta kepada Allah SWT & Rosulllulah.

Bagaimana jika berpisah karena adanya konflik?...

     Konflik timbul karena sudah tidak ada kesamaan. Pernah mengalami hal ini?, berarti kita masih dalam tahap menjadi manusia. Karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Saat mereka merasa sudah tidak ada alasan untuk tetap berhubungan, maka perpisahan adalah obat terbaik. Tetapi apa tindakan itu benar?


   “Sesungguhnya orang-orang Mukmin adalah bersaudara. Karena itu, damaikanlah kedua saudara kalian,dan bertakwalah kalian kepada Allah supaya kalian mendapatkan rahmat.” (QS al-Hujurat [49]:10)

  Jika harus berakhir karena konflik, sudah seharusnya sebagai umat muslim kita memperbaiki hubungan tersebut. Introspeksi diri, salah satu senjata kita untuk kembali menjalin hubungan baik dengan mereka yang sebelumnya dekat dengan kita. Dalam diri masing-masing manusia memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga dalam kehidupan bermasyarakat kita harus memahami setiap perbedaan yang ada. Jika ada hati yang tersakiti, tidak peduli siapa dulu yang bersalah, sudah kewajiban umat muslim untuk meminta maaf terlebih dahulu dan ikhlas memaafkan.

Bagaimana jika berpisah karena ada istilah "lebih baik berpisah"?....

    Biasanya hal ini terjadi karena kedua belak pihak sudah berbeda visi. Misalnya pada hubungan suami istri yang memutuskan untuk bercerai, mereka bilang "lebih baik bercerai". Benarkah bercerai itu final decision dari keretakan rumah tangga?...Perceraian memang halal, tapi sangat dibenci oleh Allah SWT. Sesuai ayat Al-Qur'an berikut ini: 


Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.”(Q.S Al-Rum [30]: 21)
 
      Dalam perceraian akan ada pihak yang dirugikan yaitu anak. Anak yang seharusnya masih membutuhkan kasih sayang dari kedua orang tuanya harus menerima kenyataan bahwa orang tuanya sudah bercerai. Jika belum dikaruniai anak lantas siapa yang dirugikan?, tetap saja perempuan yang telah bercerai dia akan kehilangan seseorang yang selama pernikahan menjadi imam baginya, yang selama ini menjadi petunjuk arah dalam hidupnya. Istri adalah pilar dalam rumah, seseorang yang dapat menguatkan suami. Sedangkan suami adalah atap rumah, seseorang yang mampu melindungi dan menjaga istri. Jika pondasi rumah itu tidak kuat, maka rumah itu akan roboh. Pondasi ibarat kasih sayang dalam rumah tangga. Maka, istikharah dan konsultasi dengan yang ahli agama adalah cara terbaik untuk menyelesaikan masalah perceraian. Meskipun memang harus bercerai, membina hubungan yang baik tetap harus dilakukan.

Bagaimana jika berpisah karena putus dengan pacar?...


    Di dalam islam apa diperbolehkan pacaran?, well, andai kata dibolehkan, secara logika apa keuntungan dari hubungan berpacaran?. Maaf sebelumnya jika kalimatku kurang sopan guys. Keuntungannya jadi lebih tahu bagaimana sebenarnya sifat lawan jenis kita, bisa lebih dewasa, ada tempat untuk berbagi cerita, ada yang memperhatikan, dan sejenisnya. Serius?, lebih banyak mana dosa dan kebaikannya?, seindah-indahnya pacaran tetap saja akan ada dosa yang mengiringi. Nggak percaya?, buktikan saja sendiri. 
   Jika yang dimaksud hanya pendekatan untuk menikahi perempuan/laki-laki yang dimaksud, sebaiknya memilih jalan ta'aruf. Ta'aruf adalah cara dalam islam untuk mempertemukan mereka yang berniat untuk menikah. Lebih lengkapnya silakan mencari info lebih rinci ya guys. Bersyukurlah kalian yang akhirnya putus dengan pacar, karena memang seharusnya begitu. Jika si dia (laki-laki) berpacaran terus mengajak menikah, that's a great news. Tapi jika tidak?, jika memang benar-benar cinta, maka berpisahlah. Lebih baik mencintai kehilangan dan belajar melepaskan dengan tujuan untuk memantaskan diri di hadapan Allah SWT,ingat slogan ini "kalau jodoh nggak akan kemana". Siapa tahu dipertemukan lagi dalam akhlak yang lebih mulia,subhannalah.
   
Bagaimana denganku..
   Perpisahan yang paling menyedihkan bagiku saat ibu kembali ke sisi Allah SWT untuk selamanya. Waktu seakan berhenti dan.... the end.., so hard for accepted it. Awalnya aku seakan tidak ada gunanya lagi hidup. Aku tidak hanya kehilangan seorang ibu as a light in the dark for me, tetapi juga setengah dari jiwaku dan nafasku. Rasanya berat untuk bernafas dan bergerak lagi. Seperti orang yang hanya memiliki satu kaki, satu tangan, satu mata dan satu telinga. Aku membutuhkan waktu yang lama untuk lepas dari bayang-bayang kesedihan bahkan sampai sekarang kesedihan itu terus membesar seperti bola salju yang terus berputar. Time Will Heal, meskipun begitu aku harus tetap bangkit karena setiap pijakan kaki pasti ada jejak yang ditinggalkan. Sejak kepergian ibu, aku bisa menjadi pribadi yang lebih kuat, lebih dekat dengan bapak dan adikku dan mulai belajar menjadi calon istri idaman, this's because of you, mom, your love never end and always as a parth of my strenght.

Hikmah dalam setiap perpisahan...

Karena berpisah...
Aku lebih dekat dengan-Nya...
Karena berpisah..
Aku lebih belajar mengikhlaskan..
Karena berpisah..
Aku bisa lebih memahami diriku sebenarnya..
yang sebenar-benarnya perpisahan..
adalah saat semua amal ini telah terputus...
Terimakasih perpisahan..
Karena berpisah..
Aku menjadi diriku yang sekarang..
Aku yang merindukan surga..

   Gimana puisiku guys?,

Pertanyaan yang benar, sudahkah kalian menemukan hikmah dalam setiap perpisahan yang terjadi pada diri kalian?, seseorang yang meninggalkan kebaikan untuk diri kita itulah hikmah perpisahan. Ada jejak di setiap langkah, ada makna di setiap perpisahan..


    Jika kamu menanam benih padi di sawah, maka akan tumbuh padi, tetapi jika kamu menanam rumput liar di sawah, maka rumput itu akan mengganggu pertumbuhan padi. Jika kita menanam kebaikan maka kebaikan yang akan datang pada diri kita begitu sebaliknya. Kebaikan itu dapat berupa menjadi pribadi yang lebih dewasa, lebih bersyukur, lebih dekat pada Allah SWT dan lebih-lebih yang lainnya yaa..

     Oleh karena itu, tidak ada pertemuan yang benar-benar berpisah. Akan ada hikmah yang tertinggal pada diri kita. Maka sebaik-sebaiknya umat, bersikap baiklah dengan sesama umat agar kebaikan juga datang pada diri kita juga. 

Wassalamu'alaikum..
Terimakasih sudah berkenan membaca tulisanku ini guys..
barokallah..
Keep writing,always inspiring# 30DWC




















No comments:

Post a Comment