Tuesday 8 March 2016

GADAIKAN AURAT DEMI RUPIAH

WARNING!!!
Untuk yang mudah baper maupun sensitif dilarang membaca tulisan ini.

Selasa, 08 Maret 2016. Tepatnya malam hari sebelum aku menulis tulisan ini. Aku berdebat panjang dengan adik kandungku. Perdebatan tentang judul tulisan kali ini. Adikku ngotot berencana akan membuka kerudungnya (bukan khimar ya, kalau kerudung tidak sampai tertutup hingga dada) jika dia kelak memperoleh tawaran pekerjaan dengan gaji dan jabatan yang menggiurkan. 

Singkat kata, aku tetap ngotot pula dengan prinsipku bahwa adikku tidak boleh melakukannya demi karir. Dengan alasan memang jelas berdosa karena menutup aurat itu hukumnya wajib untuk para muslimah seperti kewajiban sholat lima waktu.

Dia tetap saja ngotot dengan prinsipnya juga. Hingga akhirnya tidak menemukan titik temu untuk mengakhiri perdebatan. Padahal aku sudah memberi contoh beberapa kenalanku yang sengaja "melepaskan" hijabnya demi uang dan ada yang buka tutup kerudung juga demi karir. Hidup mereka memang sepertinya lebih menyenangkan karena jelas pundi-pundi uang semakin banyak. Tetapi coba renungkan semenit saja, mereka dengan sadar sudah melalaikan perintah tuhan (Allah SWT) demi kenikmatan dunia. Naudzubillah..

Semakin kita mencari-cari alasan
Untuk melalaikan perintah Allah SWT
Justru semakin tampak kadar keimanan kita
-HEF-

" Hidup kan juga butuh uang, memang apa salahnya, toh aku cuma kerja saja buka kerudung, nanti di luar dipakai lagi. Aku juga tetap melaksanakan sholat" kata adikku.

Begitulah prinsip adikku. Dia sudah merencanakan "ide di luar batas" untuk menentang Allah SWT. Padahal dia masih menuntut ilmu. Iya, ibu sudah lama tiada sehingga aku sebagai pengganti ibu harus tegas dengan adikku. 

Aku terlalu tegas dengan adikku hingga dia mengira aku terlalu protective. Padahal itu semua demi kebaikannya.

"Jika kamu orang lain, aku tidak akan memaksakan hal yang benar ini untukmu" jawabku.  

Perdebatan kami berhenti saat aku mengatakan "terserah kamu, tetapi aku akan tetap ngomel untuk melarangmu meskipun kamu tidak menurutiku, setidaknya turutilah perintah Allah SWT, jangan menurutiku"

Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kehormatannya; janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang (biasa) tampak padanya. Wajib atas mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya. 
(QS an-Nur [24]: 31). 

Aku paham adikku belum terketuk hatinya. Tugas seorang kakak untuk memberitahu yang baik, mengingatkan dan mendoakan. Aku sangat sedih jika prinsipnya itu serius terjadi kelak. Tetapi alhamdulillah sampai detik ini dia masih istiqomah dengan kerudung dan status jomblonya. Aku akan tetap dengan pendirianku menjadi seorang kakak yang terlalu tegas dan terlalu ikut campur menurutnya. 

Mengapa mereka yang sengaja melalaikan Allah SWT
Terlihat begitu nikmat hidupnya
Karena Janji Allah SWT tidak pernah ingkar
Allah SWT justru akan limpahkan kekayaan bagi mereka
dan telah disiapkan api neraka yang menyala-nyala

Jadi, mau mencari alasan apalagi untuk ngotot menggadaikan aurat demi rupiah?
Yang dibawa meninggal bukan harta
Selain amal jariyah..
Seakan tetap tidak percaya
Dengan hukuman dosa aurat ini..
Karena tidak nampak seperti hukuman pidana..
Yang tak tampak jangan pernah diremehkan..
Karena jelas ayat Al-Qur'an bukan ciptaan manusia..
Jadi, masih "ngeyel" dengan prinsip "gadai aurat"?

 

2 comments: