Friday 25 December 2015

BERORGANISASI YUK: TIGA WASIAT MASA OSIS

Siapa yang pernah jadi anggota OSIS waktu SMP atau SMA? kalau saya pribadi pernah menjadi anggota inti OSIS saat masa SMK tepatnya di sekolah tercinta sejuta cerita, SMK Negeri 1 Surabaya. Iyap benar, SMK BISA!


TCF alias The Cuprut Familiy adalah julukan OSIS kami. Kami sangat akrab karena hampir setengah waktu di sekolah kami habiskan di OSIS, tepatnya di S'home alias secondhome, rumah kedua kami. TCF bagi kami adalah sebuah keluarga kecil yang terdiri dari ayah (Ketua umum), mama (Ketua I), ibu (ketua II) dan beberapa anak-anaknya (mulai dari sekertaris,bendahara dan para sekbid). Iya ide itu muncul dari obrolan kami hingga mendarah daging. Dari merekalah saya belajar yang namanya "Justru Masih Muda Ayok Berkarya". Saya dulu dijuluki mama dan mungkin sudah saatnya jadi mama sekarang*curhat dah


Wasiat, ada TIGA WASIAT yang saya peroleh dari organisasi intra sekolah (OSIS). Mengapa dinamakan wasiat? karena namanya juga wasiat yang berarti peninggalan yang harus dijalankan, tetap terkenang dan merasuk ke jiwa, mantap dah. Wasiat tersebut sebagai berikut:

1. Wasiat kekeluargaan

Keluarga adalah lingkungan pertama bagi seseorang dalam pembentukan karakter. Dimulai dari keluarga kecil yaitu keluarga inti. Begitu pula saat seseorang berada dalam suatu organisasi yang dijalani. Salah satunya di OSIS. Organisasi bukan hanya sebagai tempat menyalurkan ide dan berpolitik, namun juga organisasi sebagai keluarga kedua bagi para organisator. 

Di dalam suatu organisasi ada keterikatan emosional antar anggota karena faktor pertemuan yang intens (sering) sehingga tidak heran jika antar anggota terjalin persahabatan bahkan cinlok "cinta lokasi". Rasa keterikatan emosional itu membuat hubungan antar anggota harmonis dan serasa saling memiliki. Jika ada satu anggota yang lagi down maka yang lain ikut merasakan dan saat itu juga ada yang menguatkan, mendukung bahkan ikut serta membangkitkan semangat lagi. 

Seringnya melakukan kegiatan bersama dalam mengisi program kerja OSIS, membuat kami lebih akrab baik dalam suka maupun duka. Iya, organisasi layaknya sebuah keluarga kecil yang dibumbui dengan rasa solidaritas.

Wasiat kekeluargaan membentuk pribadi seseorang lebih peduli dengan sesama dan penuh cinta kasih. Wasiat inilah yang dapat meminimalisir adanya pertentangan dan permusuhan karena menyatukan perbedaan. We are brother, we are sister, we are family.

2. Wasiat Mental Baja

Mental baja? iya benar mental baja. Siapa yang tahu baja? baja tidak mudah untuk dihancurkan maupun dilelehkan. Tidak mudah bukan berarti tidak bisa, tetapi ini istilah untuk seseorang yang berada di lingkungan organisasi. 

Seseorang tersebut memiliki mental yang tidak mudah menyerah dan positive thinking. Tetapi sekali lagi, harus tetap dipupuk. Ibarat tanaman, saat dia terlihat subur akan terlihat hijau, segar dan berbuah. Namun jika setelah itu dibiarkan saja, maka yang ada tanaman itu akan menjadi layu dan mati. Begitu juga dengan mental baja. Sikap pantang menyerah dan positive thinking yang diperoleh selama berorganisasi harus terbawa sampai kapanpun. 

Biasanya seseorang yang sudah asyik berorganisasi, dia akan terus berorganisasi sampai kapanpun dan dia akan terbiasa mandiri dalam menjalani kehidupan di luar organisasi. Organisasi bisa apa saja kan, bisa komunitas, karang taruna, PKK, maupun organisasi rumah tangga*eh

3. Wasiat SAFT

Apa itu SAFT? singkatan dari shidiq, amanah, fathonah dan tabligh.

Jelas berarti tentang sifat Rosulullah SAW yang patut diteladani dengan cara dicontoh. Nah, saat seseorang berada dalam lingkungan organisasi dia telah memperoleh wasiat SAFT. 

Seseorang itu harus BENAR dalam segala ucapan dan tindakannya (Shidiq) apalagi dalam berorganisasi jangan sampai dia berbohong dan suka membuat suasana panas atau suka memancing perdebatan.

Seseorang itu harus bisa dipercaya jika diberi tugas harus dikerjakan dengan baik (amanah).

Seseorang itu harus cerdas, bukan hanya pintar berbicara saja dalam organisasi tetapi harus pintar dalam menyelesaikan masalah, pintar menyatukan perbedaan yang ada, pintar mengemban tugas, pintar bersosialisasi dan pintar membagi waktu antara organisasi dan kegiatan lainnya. Jangan sampai hanya mengutamakan organisasi ya.

Seseorang itu harus jujur dan bertanggung jawab dengan segala ucapan yang disampaikan dan tindakan yang telah dilakukan (tabligh). Jika ada permasalahan harus disampaikan duduk perkaranya dengan jelas, harus terbuka tidak boleh ada yang ditutupi antar anggota selama yang dibahas itu berhubungan dengan organisasi. Jangan sampai menusuk dari belakang ya. Sakitnya tuh dimana-mana*hehe

***
Nah, namanya juga wasiat. Seharusnya iya dijalankan. Tetapi saya sendiri sampai sekarang masih berproses menjadi lebih baik. Istilahnya berhijrah, hijrah dari yang kurang baik menjadi baik. Termasuk memahami wasiat yang ketiga. Bagaimana dengan kamu sendiri?

Semoga tiga wasiat masa OSIS saya bermanfaat untuk saya pribadi dan kalian para reader.
Emma menerima kritik dan sarannya, diskusi asyik monggo via bbm 54A0F734 dan line:semmangatku
Saat menulis, saat itulah hati berbicara
Don't be silent reader yaa guys..

2 comments:

  1. Emma (mama), terima kasih terus menulis (berkarya). Serasa bernostalgia lagi. Berada di ruangan yg sama selepas dari kelas masing2, s'home. Saya rindu dengan kalian semua.

    ***
    jangan lupa, keluarga di rumah juga perlu waktu ya. Kita berproses lebih banyak di sekolah, tp jangan lupa untuk menyempatkan waktu dengan keluarga ketika kita asik berproses, mereka juga bertambah usia & perlu perhatian kita.

    ReplyDelete
    Replies
    1. terimakasih bagus. kamu juga salah satu perantara Allah SWT memberikan rahmat-Nya dalam hal menulis untukku. ingatkan statusku di FB tentang obrolan itu? terimakasih. Semoga bisa jadi sahabat sampai kapanpun meskipun dengan urusan masing-masing. Semoga kelak bertemu di surga. aamiin..

      Delete